Masih kental dalam ingatan kita beberapa kejahatan tentang narkoba, yang mungkin tidak akan kita lupakan salah satunya : Terbongkarnya Bandar kelas kakap/jaringan Internasional di Apartemen Taman Anggrek dengan deketemukannya sekitar 490.802 pil ekstasi senilai 49 milliar dari satu juta pil yang sebagian sudah terjual dengan harga @Rp.100.000 perbutir. Atau kejadian di Bogor yang sudah menjadi berita utama dimedia masa/cetak yang ditaksir sekitar 1,8 Triliun. Hal ini semakin memprihatinkan kita, bahwa Negara kita bukan lagi menjadi Negara untuk peredaran narkoba, akan tetapi sudah menjadi Negara produsen.
Hari ini merupakan tantangan yang sangat berat bagi kita semua, bukan hanya kami (Baca : Yayasan Sekar mawar Keuskupan Bandung). Diperlukan sebuah tindakan bersama untuk mengurangi tingginya tingkat penyalahgunaan narkoba dari bulan ke bulan. Kita dapat memulainya dari keluarga. Keluarga merupakan benteng pertahanan yang paling efektif untuk melindungi generasi muda kita dari bahaya narkoba. Dalam konteks ini, orang tua memainkan peranan yang sangat penting. Aspek-aspek seperti role model, komunikasi yang terbuka dan hubungan yang harmonis adalah modal sosial yang sangat penting bagi terciptanya generasi muda yang kuat dan tahan terhadap gempuran bahaya narkoba yang saat ini menjadi keseharian kita semua.
Selain sebagai benteng pertahanan, pada dasarnya keluarga juga merupakan pelabuhan terakhir anak-anak yang sudah menjadi korban. Karenanya orang tua-lagi-lagi orang tua-memiliki peran yang sangat strategis bagi anak-anak mereka yang sudah menjadi korban. Pertama orang tua harus mendorong anaknya agar mau dirawat dipanti rehabilitasi. Karena disini mereka akan dipulihkan secara menyeluruh-bukan hanya satu aspek saja. Dengan menutupi kondisi anak, Orang tua secara tidak sadar semakin menjerumuskan mereka ke tingkat ketergantungan yang lebih tinggi. Kedua, bagi orang tua yang anaknya sudah dirawat, hal yang perlu dikembangkan oleh orang tua dalam hal ini adalah memiliki sikap yang positif dan kooperatif serta memiliki keyakinan bahwa anak mereka sudah mengalami perubahan (Sekali lagi, karena dipanti rehabilitasi mereka mengalami pemulihan secara menyeluruh – mulai dari aspek kesehatan, psikologis, relasi-sosial sampai pada aspek spiritual).
Posting Komentar